Blog ini berisi tentang 1001 cerita rakyat seperti kumpulan dongeng, fabel, legenda suatu wilayah, cerita lucu, kumpulan motivasi. Selamat Membaca.

Total Tayangan Laman

Kisah Mahabarata

     Kisah ini bermula dari Syantanu seorang Raja Kerajaan Hastnapura hendak pergi berburu dan menemui seoarang perempuan yang cantik jelita di tepi sungai. Kemudian Syantanu meminang perempuan itu. Raja Syantanu berjanji tidak akan menegur segala perbuatan istrinya. Ketika Sang Istri melahirkan tetapi anak, satu persatu anaknya dihanyutkannya ke sungai. Ketika hendak menghanyutkan anaknya yang kedelapan, Syantanu membesarkan anaknya itu dan melarang istrinya untuk membuang anaknya. Tetapi ternyata Sang istri mempunyai alasan kenapa anak-anaknya dihanyutkan ke sungai. Ternyata anak mereka terkena kutukan dan yang diselamatkan oleh Syantanu  pun juga terkena oleh  seorang penyihir. Anak yang tak dihanyutkan itu bernama Bhisma juga terkena kutukan. Untuk menghindari kutukan itu, anak mereka tidak boleh hidup bersama Syantanu.

      Pada suatu hari, Syantanu pergi berburu. Kali ini dia ditemani oleh Satyawati yang merupakan anak angkat dari  Raja Kail, sedangkan Bhisma dijadikan pekerja oleh Raja Kail. Namun Bhisma juga mengetahui kenapa Ia dijadikan pekerja oleh ayahnya dan pergi membawa Satyawati untuk ayahnya dan bersumpah tidak akan menikahinya.
 
     Kemudian Raja Hatta Syantanu berangkat dan disusul oleh anaknya. Anaknya meninggalkan dua istrinya yaitu Ambika dan Ambalika. Ambika dan Ambalika disuruh merayu dengan seorang pertapa sakti untuk mendapatkan anak. Pertapa itu bernama Petapa Wysa. Bila dia terkena rayuan Ambika, Ambika dan memiliki anak yaitu Dhretaratra yang buta karena tak sengaja menekan mata petapa itu. Sedangkan terkena rayuan Ambalika yang terlihat pucat, sehingga anaknya bernama Pandu yang berwajah pucat.

      Pandu mempunyai dua orang istri yaitu Kunti dan Madri. Karena kutukan oleh petapa, Pandu tidak boleh menjamah istrinya. Pada suatu hari, ketika Kunti memuja dewa dan ia akan dianugrahi 5 orang anak. Untuk mengujinya maka Sang Istri yaitu Kunti memuja dewa surya dan akhirnya mendapatkan seorang anak walaupun akhirnya diasingkan.

     Setelah kelahiran anak-anaknya, Pandu berjalan-jalan ke dalam hutan rimba. Ia melihat alam yang  indah. Di saat ini, Pandu mencoba untuk merayu Sang Istrinya yaitu Mandri dan akhirnya Pandu jatuh mati oleh karena kutukan petapa. Sang Istri yaitu Madri bersedih atas kematian Sang suami yaitu Pandu.

     Setelah kematian Pandu, Dhretarastra naik takhta di Kerajaan 
Hastnapura. Raja Dhrestarastra mencari seorang guru yang ahli dalam mendidik anaknya bersana-sama dengan putra adinya yaitu Pandawa. Guru yang mengajari mereka adalah Drona dari Negeri Bhradwaja. Di kisahkan bahwa Drona pernah hidup dalam kemiskinan dan meminta tolong kepada teman akrabnya, tetapi Ia tidak dilayani dan akhirnya Drona mengajar beberapa murid untuk membalas dendamnya.

    Hingga datang suatu hari, Drona mengumpulkan para putra Raja Hastnapura dan meminta agar mereka mengerjakan satu perkara sakral dan tak ada seorangpun mau menjawab. Hanya pandawa yang ketiga yaitu Arjuna yang menyatakan kesediaannya untuk menolong sang guru, sehingga Arjuna menjadi murid kesayangan Drona.

    Hari demi hari berlalu, Arjuna dilatih Drona menjadi seorang pemanah yang handal. Pada suatu hari Arjuna bertemu dengan seorang pemuda yang lebih pandai memanah dari dirinya. Pemuda itu bernama Eklawya, Ajuna mengenalkan pemuda itu pada Drona. Lalu Drona bertanya kepada Eklawya siapa yang mengajarinya. Lalu Eklawya menunjukkan patung Drona yang ada di tempat, sehingga Drona mengetahui yang sudah terjadi dan meminta upah kepadanya berupa ibujari milik Eklawya. Sesudah memberikan ibu jarinya, Eklawya kehilangan kekuatannya. Arjuna menjadi pemanah yang tak tertandingi pada zaman itu.

     Pada suatu hari, Raja Dhretasatra mengadakan sayembara. Para Pandawa yaitu Yudhistira, Bhima, Arjuna, Nakula dan Sadewa berkumpul di tempat sayembara. Demikian juga para Kurawa di bawah pimpinan Duryodhana. Pertarungan Bhima dan Duryodha berlangsung dengan hebat, sehingga Drona merasa perlu menghentikan pertandingan saat itu agar tidak terjadi perkelahian. Dari sayembara ini, Drona meminta imbalan dari para muridnya yaitu menangkap Drupada seorang Raja Pancala untuk menghadap Drona.

     Penangkapan para Kurawa diawali dengan bantuan Karna yang pergi menangkap Drupada walaupun mereka tak berhasil. Lalu tiba waktunya untuk para Padawa yang pergi 
menangkap Drupada. Dengan mudahnya Arjuna menangkap Drupada dan menghadapkannya pada Drona. Tetapi Drona melepaskan Drupada begitu saja, tujuan Drona adalah ingin mempermalukan Drupada. Atas perlakuan ini Drupada berniat membalas dendam pada Drona.















       Raja Dhretarastra berencana untuk mengangkat Yudhistira menjadi seorang raja, karna memang Kerajaan Hastnapura milik ayahanda Yudhistira. Pada masa itu, nama Pandawa sudah dikenal di mana-mana karena kehebatan mereka. Doryodhana anak Raja Dhretarastra sangat iri dan dengki kepada para Pandawa.  Hingga Doryodhana membuat istana yang terbuat dari bahan yang mudah terbakar di Warnawata. Ia memuji keindahan istananya dan membujuk para Pandawa untuk tinggal di istananya. Seorang menteri yang setia bernama Widura, memberitahu para Pandawa tentang tipu muslihat dari Doryodhana dan meminta mereka berhati-hati. Pada suatu hari, istana tersebut terbakar, para Pandawa bisa menyelamatkan diri dengan mudah. Sesudah kejadian itu, Pandawa hidup sebagai Brahmana.

      Raja Pancala putra Drupada mengadakan sayembara untuk memilih menantu. Barang siapa yang dapat memanah anak panah pusakanya akan dinikahkan dengan Drupadi. Namun tidak seorangpun yang bisa memanahkannya. Ketika Karna hendak melenturkan anak panah pusaka itu, Drupadi berkata dengan lantang, “Saya tak mau nikah dengan anak tukang kandang yang kotor!!!”.

     Sehingga Karna mengundurkan diri. Kemudian Arjuna mencoba memanahkan anak panah itu hingga lima kali. Setiap kali anak panahnya mengenai cincin pernikahan yang tergantung tinggi. Para Brahmana bersorak. Tetapi para Raja tidak terima karena tak patut seorang Brahmana diambil menjadi menantu. Krisna memberi tahu kepada raja bahwa Ajuna sebenarnya bukan seorang brahmana, melainkan adalah putra dari Pandu. 


    Atas perdamaian yang tercapai. Para Pandawa membawa Drupadi pulang ke tempat mereka. Mereka memberi tahu Kunti bahwa mereka mendapatkan hadiah besar hari itu walau hadiah disamarkan menjadi sebuah harta kekayaan. Lalu Kunti menjawab “Nikmatilah hadiah itu bersama-sama, nak”.

      Di kemudian hari, Kunti telah mengetahui bahwa hadiah itu adalah seorang perempuan. Kunti tidak ingin merubah apa yang dikatannya. Lalu Drupadi menjadi istri para Pandawa.

     Di hutan belantara, para Pandawa membuat kerajaan yang megah. Hutan belantara adalah tempat yang tepat menjadi negeri yang memiliki kekayaan alam melimpah. Lalu Yudhistira pun mengadakan penobatan. Semua raja yang besar-besar diundang ke kerajaan oleh para Pandawa. Pada hari penobatan, Krina dipilih menduduki tempat pertama. Seorang tamu dari Sisupala tidak setuju. Mendengar Sisupala tidak setuju, Yudhistira dan Bhisma sangat marah. Bhisma bangun menceritakan sejarah Sisupala, bahwa jika ia berani mengganggu Krisna sampai seratus kali, maka Ia akan mati dengan sendirinya. Tamu Sisupala semakin marah dan ingin mau membentak Krisna. Tamu Sisupala itu lupa bahwa ini adalah gangguan yang ke-101 kali, sehingga Sisupala tiba-tiba mati seperti yang telah diramalkan.

    Duryodhana juga ikut hadir dalam penobatan Yudhistira. Ia tinggal di istana Yudhistira dan melihat pernak pernik dan perlengkapan istana yang indah. Hatinya semakin dengki. Ketika kembali dari istana Yudhistira, ia mencari ide untuk membinasakan para Pandawa. Walaupun Duryodhana  tahu bahwa Yudhistira berkata jujur, kuat dalam memegang janjinya, tetapi mempunyai kelemahan, yaitu suka berjudi.
     Tahun demi tahun, banyak terjadi kejadian di dalam hutan belantara. Salah satu yang terjadi adalah peperangan Pandawa. Pandawapun menang dalam peperangan. Kemudian Yudhistira dinobatkan sebaai Raja yang memerintah Hastinapura.


- SEKIAN 
Share:

Kisah Ramayana


   Suatu hari di sebuah negeri yang bernama Mantili, tinggalah seorang puteri yang cantik dan manis bernama Dewi Shinta. Dia seorang putri dari raja Mantili yaitu Prabu Janaka. Suatu hari sang Prabu mengadakan sayembara untuk semua orang untuk mencarikan sang Pangeran bagi puteri tercintanya. Pada akhirnya, sayembara itu dimenangkan oleh Putera Kerajaan Ayodya yang bernama Raden Rama Wijaya. Di sisi lain, seorang raja Alengkadiraja yaitu Prabu Rahwana juga sedang kasmaran. Namun tujuan Prabu Rahwana bukan kepada Dewi Shinta, tetapi dia ingin memperistri Dewi Widowati. Menurut pandangan Prabu Rahwana, Dewi Shinta dianggap sebagai titisan Dewi Widowati yang selama ini diidamkannya. Ketika Rama dan Shinta dalam sebuah perjalanan, mereka ditemani oleh Lesmana yang sedang melewati hutan belantara yang bernama hutan Dandaka. Si raksasa Prabu Rahwana diam-diam mengikuti mereka bertiga. Prabu Rahwana sangat ingin menculik Dewi Shinta untuk dibawa ke istananya dan dijadikan permaisuri. Dengan siasat Prabu Rahwana, Ia mengubah seorang abdinya yang bernama Marica menjadi seekor kijang kencana. Dengan tujuan memancing Sri Rama pergi memburu kijang jelmaan si Marica. Sri Rama memburunya karena Dewi Shinta menginginkannya. Setelah melihat kelincahan kijang jelmaan itu, Dewi Shinta meminta Sri Rama untuk memburunya. Karena permintaan sang istri tercinta maka Sri Rama berusaha mengejar kijang jelmaan seorang diri, sedangkan Dewi Shinta dan Lesmana diminta untuk menunggu. 


        Waktu terasa cukup lama, Dewi Shinta mulai mencemaskan Sri Rama, maka Ia meminta Lesmana untuk mencari Sri Rama. Namun sebelum itu, Dewi Shinta akan tinggal seorang diri. Untuk berjaga-jaga, Lesmana membuat perlindungan untuk menjaga keselamatan Dewi Shinta yaitu dengan membuat lingkaran tertutup dengan Dewi Shinta di dalam lingkaran itu. Dengan adanya lingkaran ini, Dewi Shinta tidak boleh mengeluarkan sedikit badannya agar tetap aman. Dewi Shinta hanya boleh bergerak-gerak sebatas lingkaran tersebut. Setelah Lesmana pergi, Prabu Rahwana mulai mendekati Dewi Shinta untuk menculiknya. Namun usahanya gagal karena ada lingkaran tersebut. Prabu Rahwana cari cara dengan menyamar yaitu mengubah dirinya menjadi seorang brahmana tua dan bertujuan mengambil hati Dewi Shinta untuk memberinya sedekah. Ternyata caranya berhasil membuat Dewi Shinta mengulurkan tangannya untuk memberi sedekah. Dewi Shinta lupa karena telah melanggar ketentuan lingkaran itu dengan mengulurkan tangannya. Kemudian Prabu Rahwana menarik tangan dan menangkap Dewi Shinta keluar dari lingkaran itu. Lalu Dewi Shinta dibawa pulang ke istananya di Kerajaan Alengka. Dalam perjalanan pulang, terjadi pertempuran dengan seekor burung Garuda yang bernama Jatayu yang ingin menolong Dewi Shinta. Jatayu dapat mengenali Dewi Shinta sebagai puteri dari Prabu Janaka karena Jatayu merupakan teman baik Prabu Janaka. Tapi dalam pertempuan itu, Jatayu dapat dikalahkan oleh Prabu Rahwana.

          Sri Rama sedang memburu kijang jelmaan itu. Pada akhirnya Sri Rama berhasil memanahnya. Tetapi kijang itu langsung berubah menjadi raksasa, sehingga Marica bertarung melawan Sri Rama. Namun Sri Rama berhasil memanah si Raksasa Marica. Setelah mengalahkan Marica, Lesmana berhasil menemukan Sri Rama dan kembali ke tempat Dewi Shinta ditinggal sendirian. Sesampainya di tempat, Dewi Shinta menghilang. Lalu Sri Rama dan Lesmana mencarinya dan bertemu Jatayu yang terluka parah. Sri Rama mencurigai bahwa Jatayu telah menculik. Sri Rama yang penuh emosi, Ia hampir membunuh Jatayu tetapi berhasil dicegah oleh Lesmana. Dari pengakuan Jatayu, Sri Rama dan Lesmana mengetahui bahwa penculik Dewi Shinta adalah Prabu Rahwana. Setelah menceritakan peristiwa tadi, Jatayu meninggal.

         Sri Rama dan Lesmana bertekad ke istana Prabu Rahwana. Di tengah jalan, Sri Rama dan Lesmana bertemu seekor kera putih bernama Hanuman. Hanuman sedang mencari para kesatria untuk mengalahkan Subali. Subali ialah kakak dari Sugriwa paman dari Hanuman. Sang kakak merebut kekasih adiknya sendiri yang bernama Dewi Tara. 


     Kemudian Sri Rama bersedia ikut mengalahkan Subali. Lalu usaha itu berhasil dengan kembalinya Dewi Tara sebagai istri Sugriwa. Lalu Sri Rama menceritakan perjalanannya bersama Lesmana untuk mencari Dewi Shinta yang diculik Prabu Rahwana di Kerajaan Alengka. Karena merasa berhutang budi pada Sri Rama, Sugriwa ingin membantu Sri Rama dalam pencarian Dewi Shinta. Sugriwa mengutus Hanuman persi ke istana Alengka untuk mencari tahu Prabu Rahwana menyembunyikan Dewi Shinta dan mengetahui kekuatan bala tentara milik Prabu Rahwana.
        Dewi Shinta disembunyikan oleh Prabu Rahwana di Taman Argasoka. Taman Argasoka ialah tempat satu-satunya hingga Sri Rama menyelamatkannya. Di Taman Argasoka, Dewi Shinta ditemani oleh Trijata yang seorang kemenakan Prabu Rahwana. Trijata selalu membujuk Dewi Shinta untuk mau menjadi istri Prabu Rahwana. Seberapa kali Prabu Rahwana meminta dan memaksa Dewi Shinta menjadi istrinya, tetapi Dewi Shinta tetap menolak. Hingga Prabu Rahwana mulai habis kesabarannya dan ingin membunuh Dewi Shinta. Namun Prabu Rahwana dicegah oleh Trijata. Dewi Shinta merasa sedih di taman Argasoka, Ia mendengar sebuah lantunan lagu oleh seekor kera putih yaitu Hanuman yang sedang mencarinya. Setelah Dewi Shinta mengetahui Hanuman, segera Hanuman kembali menyampaikan kehadirannya sebagai utusan Sri Rama. Kemudian Hanuman segera mencari tahu kekuatan kerajaan Alengka. Caranya dengan merusak keindahan taman Argasoka. Lalu Hanuman tertangkap oleh Indrajid seorang putera Prabu Rahwana. Kemudian Hanuman dibawa menghadap Prabu Rahwana. Karena ulahnya, Hanuman ingin dibunuh Prabu Rahwana tetapi dicegah oleh Kumbakarna yaitu adik Prabu Rahwana. Karena Kumbakarna dianggap menentang, maka Kumbakarna diusir dari kerajaan Alengka. Namun Hanuman tetap dijatuhi hukuman dibakar hidup-hidup. Atas kecerdikan Hanuman, Ia membakar kerajaan Alengka dan berhasil meloloskan diri. Setelah lolos dari kerajaan Alengka, Hanuman menceritakan semua kejadian dan kondisi militer kerajaan Alengka kepada Sri Rama. Dengan laporan itu, maka Sri Rama bertekad menyerang kerajaan Alengka dan diikuti pula pasukan kera putih dengan dipimpin oleh Hanuman.

          
Kemudian terjadi peperangan dengan Prabu Rahwana. Awalnya pihak Kerajaan Alengka dipimpin langsung oleh Indrajid. Dalam pertempuran ini, Indrajid berhasil dikalahkan dan gugur di medan peperangan. Kerajaan Alengka berhasil diserbu oleh pasukan Sri Rama. Tetapi Kumbakarna tadi diminta oleh Prabu Rahwana menjadi senopati perang. Dan Kumbakarna mau membantu, tetapi bukan untuk membela Prabu Rahwana, tetapi demi membela bangsa dan negara Alengkadiraja. Kemudian Kumbakarna berhasil dikalahkan dan gugur. Dengan gugurnya Kumbakarna sang adik, lalu Prabu Rahwana menghadapi Sri Rama sendiri. Pada akhirnya, Prabu Rahwana juga berhasil dikalahkan oleh seluruh pasukan pimpinan Sri Rama. Prabu Rahmana gugur terkena panah pusaka milik Sri Rama bersamaan dengan dihimpit gunung Sumawana yang dibawa oleh Hanuman.

        
Setelah pertempuran dasyat itu selesai. Dengan kekalahan berada di pihak Alengka, maka Sri Rama bergegas memasuki istana dan mencari sang istri tercinta, Dewi Shinta. Lalu Hanuman mengantarkan Sri Rama menuju ke taman Argasoka untuk menemui Shinta. Ketika Sri Rama dan Dewi Shinta bertemu, Sri Rama menolak Dewi Shinta karena menganggap Dewi Shinta telah ternoda oleh Prabu Rahwana selama Ia berada di Kerajaan Alengka. Maka Sri Rama meminta bukti kesucian Dewi Shinta, yaitu dengan melakukan bakar diri. Karena kebenaran kesucian Dewi Shinta dan pertolongan Dewa Api (kepercayaan), Dewi Shinta dapat selamat dari api. 

        Dengan demikian Dewi Shinta terbukti masih suci dan akhirnya Sri Rama menerima kembali Dewi Shinta dengan perasaan haru dan bahagia. Akhir dari kisah Ramayana ini mereka kembali ke istananya masing-masing.


- SEKIAN
Share:

Lutung Kasarung

    Pada suatu hari di latar pasundan, ada sebuah kerajaan megah yang pimpin oleh seorang raja yang bijaksana dikenal sebagai Prabu Tapak Agung.

       Prabu Tapak Agung memiliki dua putri yang cantik yaitu Purbararang dan Purbasari. Suatu hari Prabu Tapak Agung dekat dengan ajalnya. Lalu Prabu Tapak Agung menunjuk Purbasari, putri bungsunya sebagai penerus kerajaan dan berkata dengan nada yang lembut, “Aku sudah berusia lanjut, saatnya aku turun takhta”.

     Purbasari juga memiliki kakak yaitu Purbararang. Purbararang tidak setuju Purbasari diangkat menggantikan Sang Ayah. “Aku putri Sulung ayahanda, seharusnya ayahanda memilih aku sebagai penerus ayahanda” ujar Purbararang dengan tunangannya yaitu Indrajaya. Ambisinya yang sudah menggebu-gebu membuatnya berniat mencelakakan adiknya. Kemudian Purbararang mencari seorang nenek sihir untuk memanterai Purbasari. Nenek sihir itu berhasil memanterai Purbasari, sehingga saat itu juga tiba-tiba kulit Purbasari muncul bercak hitam-hitam. Dengan ini, Purbararang mempunyai alasan untuk mengusir adiknya itu. “Hai, orang yang dikutuk bercak hitam seperti dia tidak pantas menjadi seorang Prabu Ratu!!!” ujar Purbararang dengan melihat ke arah Purbasari.

       Lalu Purbararang menyuruh seorang Patih untuk mengasingkan Purbasari ke dalam hutan belantara. Ketika berada di dalam hutan, Patih itu masih berbaik hati dengan membuatkan sebuah pondok hunian khusus untuk Purbasari. Patih itu menasehati Purbasari, “Tabahlah Paduka Putri. Cobaan ini pasti akan berakhir, Yang Maha Kuasa pasti akan menyelesaikan peristiwa ini dan selalu bersama Paduka Putri”. 
           “Terima kasih paman Patih”, jawab Purbasari dengan sedih.

       Selama di hutan belantara, Purbasari mempunyai banyak teman yaitu hewan-hewan yang selalu menemani hari-harinya. Di sekian banyaknya hewan hutan belantara, ada seekor kera berbulu hitam yang aneh. Tetapi kera itu sangat perhatian pada Purbasari. Kera itu memiliki ciri yang menyerupai ukuran manusia, sehingga Purbasari memanggilnya Lutung Kasarung. Lutung kasarung selalu menarik perhatian Purbasari dengan mengambilkan bunga–bunga yang indah serta buah-buahan segar bersama teman-temannya.

       Ketika malam bulan purnama tiba, Lutung Kasarung berubah jadi aneh. Ia berjalan ke tempat yang sepi dan hening lalu  duduk seperti bertapa. Ia seperti sedang memohon sesuatu kepada Dewata. Peristiwa ini membuktikan bahwa Lutung Kasarung bukan makhluk biasa. Tidak lama kemudian, tanah di dekat Lutung Kasarung merekah dan muncul sebuah telaga kecil yang airnya sangat jernih. Dan air telaga itu mengandung obat yang sangat harum.

          Di hari berikutnya, Lutung Kasarung pergi menemui Purbasari dan memintanya untuk mandi di telaga itu. “Apa manfaat air telaga itu bagiku?”, pikir Purbasari. Tetapi Purbasari mau menuruti permintaan Lutung Kasarung. Tak lama setelah Purbasari menceburkan dirinya. Tiba-tiba ada sesuatu yang terjadi pada kulit bercaknya. Kulitnya berubah menjadi bersih seperti semula dan ia menjadi cantik dan manis kembali. Dengan peristiwa ini, Purbasari sangat terkejut dan gembira ketika ia bercermin di pantulan air telaga itu.

      Di tempat lain yaitu di istana, Purbararang ingin memastikan dan memutuskan untuk melihat Purbasari di hutan belantara. Purbararang pergi bersama tunangannya dan para pengawal. Ketika sampai di hutan belantara, Purbararang bertemu dengan Purbasari dan saling berpandangan. Dan Purbararang tak percaya melihat adiknya kembali cantik jelita seperti semula. Purbararang tidak mau merasa malu atas perilakunya, ia mengajak Purbasari untuk adu panjang rambut, “Siapa yang rambutnya paling panjang, dialah yang paling cantik!!!”, kata Purbararang dengan menantang Purbasari. Awalnya Purbasari tidak mau, tetapi karena desakan Purbararang, Ia menerima tantangan kakaknya. Dan ternyata rambut Purbasari sedikit lebih panjang.

     “Hmm... Baik! aku mengakui kalau aku yang kalah, selanjutnya ayo kita beradu ketampanan tunangan kita! Lihat baik-baik! Ini adalah laki-laki tunanganku”, ujar Purbararang dengan berjalan mendekati Sang Indrajaya. Lalu Purbasari mulai gelisah dan bingung. Lalu Purbasari melirik serta menarik tangan Lutung Kasarung. Lutung Kasarung langsung melompat-lompat seakan-akan menenangkan pikiran Purbasari. Lalu Purbararang tertawa terbahak-bahak dan berkata, “Jadi, monyet itu adalah tunanganmu!?”.

         Pada saat itu, Lutung Kasarung langsung duduk dan bersemedi. Tiba-tiba terjadi suatu peristiwa aneh. Lutung Kasarung berubah menjadi seorang Pemuda gagah yang berwajah sangat tampan dan lebih tampan dari Indrajaya. Para pengawal terkejut melihat kejadian itu dan bersorak bersama-sama. Lalu Purbararang mengakui kekalahannya kedua kalinya, dan mengakui kesalahannya selama ini. 
      Purbararang meminta maaf kepada Purbasari dan memohon ampun agar tidak dihukum. Purbasari memiliki hati yang baik dan segera memaafkan Purbasari dan Indrajaya. Setelah peristiwa itu, akhirnya Purbasari, Purbararang, Indrajaya, dan Lutung Kasarung serta para pengawal kembali ke Istana.
    Sesampainya di istana, Purbasari naik takhta menjadi seorang Prabu Ratu yang didampingi oleh seorang pemuda tampan idamannya. Yaitu pemuda yang selama ini selalu menghibur dan mendampinginya di hutan belantara dalam wujud seekor lutung.


- SEKIAN
Share:

Monalisa dan Maling

  Pada Suatu Hari tinggallah seorang gadis manis bernama Monalisa tepat disuatu rumah perkampungan desa Lawas. Dia adalah gadis manis yang baik, cerdas namun cupu.

      Suatu hari saat libur sekolah, teman-teman Monalisa datang ke rumahnya untuk bermain lompat tali. Dan saat teman-temannya datang Monalisa pun menyambutnya dengan baik dan senyuman yang indah. Setelah bermain dan beristirahat, teman-temannya bercerita bahwa jika ingin menjadi model yang barakah harus memiliki kualitas rambut yang sehat dan mempesona. Sambil bercerita tentang model, teman-temannya juga bercerita tentang salon ekonomis di kota Nyalon. Saat teman-teman Monalisa pulang. Dia berambisi untuk pergi ke salon ekonomis itu.

      Keesokan harinya, Monalisa pamit kepada orang tuanya untuk pergi ke salon ekonomis di kota Nyalon. Saat di bus, Monalisa duduk ditengah  disebelah kanan. Lalu datanglah seorang pria yang tak dikenal yang terus memandanginya. Saat turun dari bus, Monalisa langsung pergi dan mencari salon ekonomis itu. Lalu dia pun menemukannya tepat dipinggir jalan. Dan tanpa malu-malu, ia pun pergi kedalam salon ekonomis itu dan saat disana ia pun berharap agar dapat menjadi seorang model yang barakah dikemudian hari. Setelah keluar dari salon, Monalisa pun merasa puas, kaget dan merasa melayang diangkasa. Lalu ia pun kembali ke desanya dengan naik bus. Namun saat di bus, pria tak dikenal itu kembali memangdanginya dengan mata yang tajam. Lalu Monalisa pun beranggapan bahwa pria ini pasti mau mencuri uangku.

      Saat inilah, Monalisa sengaja sebelum naik kedalam bus, ia terlebih dahulu menaruh kepiting didalam tasnya. Kemudian. . . . . saat pria itu mendekatinya, secara tiba-tiba pria tak dikenal itu berteriak     Aaaaaaaaaa. . . . . sambil memegangi tangannya yang dicapit oleh kepiting jagoan Monalisa. Lalu Monalisa pun berkata, “Rasakan capitan kepiting itu”. Heheheeee. . . . .  


Gimana sobat? Lucu bukan! 
Share:

Translate

Labels

Featured Post

Perang Bubat Antara Majapahit dan Sunda

Sejarah Perang Bubat berasal dari Prabu Hayam Wuruk yang ingin memperistri putri Prabu Linggabuana yang bernama Dyah Pitaloka Citr...

About Me

My photo
semua konten blog-blog yang saya publis adalah 100% lulus uji konten dari berbagai Duplicate Checker, terima kasih ........ My Contacts : Instagram : @suhendravebrianto ,, Twitter : @suhendravebrian
-------- SUBSCRIBE untuk mendapatkan tutorial Adobe Photoshop dan After Effect yang super keren.

Recent Posts

Populer Stories

Suhendra Vebrianto. Powered by Blogger.

BTricks

cursor

Mushroom Shroom