Di sebuah negeri yang
damai bernama Mantili, hiduplah seorang puteri yang cantik dan manis bernama
Dewi Shinta. Ia adalah putri dari Prabu Janaka, raja Mantili yang bijaksana.
Negeri Mantili dikelilingi oleh hutan-hutan yang hijau dan sungai-sungai yang
jernih, menciptakan suasana yang tenang dan indah.
Suatu hari, Prabu Janaka
mengadakan sayembara untuk mencarikan pangeran bagi putri tercintanya, Dewi
Shinta. Sayembara ini diikuti oleh banyak pangeran dari berbagai kerajaan. Pada
akhirnya, sayembara itu dimenangkan oleh Raden Rama Wijaya, putera dari
Kerajaan Ayodya.
"Selamat, Raden
Rama. Anda telah memenangkan sayembara ini dan berhak memperistri putri saya,
Dewi Shinta," kata Prabu Janaka dengan bangga.
"Ayahanda, aku
sangat bahagia dan akan selalu menjaga Dewi Shinta dengan sepenuh hati,"
jawab Raden Rama dengan penuh hormat.
Di sisi lain, seorang
raja dari Kerajaan Alengkadiraja, Prabu Rahwana, juga sedang kasmaran. Namun,
tujuannya bukan kepada Dewi Shinta, melainkan kepada Dewi Widowati. Menurut
pandangan Prabu Rahwana, Dewi Shinta dianggap sebagai titisan Dewi Widowati
yang selama ini diidamkannya.
"Jika aku bisa
mendapatkan Dewi Shinta, maka aku akan merasa puas," pikir Prabu Rahwana.
Perjalanan ke Hutan Dandaka
Suatu hari, Rama,
Shinta, dan Lesmana melakukan perjalanan ke hutan belantara yang bernama Hutan
Dandaka. Hutan tersebut penuh dengan pepohonan tinggi, burung-burung berkicau,
dan suara gemericik air sungai yang menenangkan. Namun, di balik keindahannya,
hutan itu menyimpan banyak bahaya.
Saat mereka berjalan,
Prabu Rahwana diam-diam mengikuti mereka bertiga. Ia sangat ingin menculik Dewi
Shinta untuk dibawa ke istananya dan dijadikan permaisuri. Dengan siasatnya,
Prabu Rahwana mengubah seorang abdinya bernama Marica menjadi seekor kijang
kencana.
"Kijang itu sangat
cantik dan lincah, aku ingin memilikinya," kata Dewi Shinta dengan penuh
semangat.
Sri Rama kemudian
berusaha mengejar kijang jelmaan Marica seorang diri, sedangkan Dewi Shinta dan
Lesmana diminta untuk menunggu.
Waktu terasa lama, Dewi
Shinta mulai mencemaskan Sri Rama. Ia meminta Lesmana untuk mencari Sri Rama.
Namun, sebelum itu, Lesmana membuat perlindungan untuk menjaga keselamatan Dewi
Shinta dengan membuat lingkaran tertutup di sekelilingnya.
"Dewi Shinta,
jangan keluar dari lingkaran ini agar tetap aman," kata Lesmana dengan
serius.
Setelah Lesmana pergi,
Prabu Rahwana mulai mendekati Dewi Shinta untuk menculiknya. Namun, usahanya
gagal karena ada lingkaran tersebut. Prabu Rahwana kemudian menyamar menjadi
seorang brahmana tua dan meminta sedekah.
"Dewi Shinta,
tolong beri sedekah kepada brahmana tua ini," kata Prabu Rahwana dengan
suara lembut.
Dewi Shinta lupa akan
ketentuan lingkaran dan mengulurkan tangannya untuk memberi sedekah. Prabu
Rahwana segera menarik tangan dan menangkap Dewi Shinta keluar dari lingkaran
itu. Dewi Shinta dibawa pulang ke istananya di Kerajaan Alengka. Dalam
perjalanan, mereka bertempur dengan seekor burung Garuda bernama Jatayu yang
ingin menolong Dewi Shinta.
"Jangan takut, Dewi
Shinta. Aku akan menyelamatkanmu," seru Jatayu dengan gagah.
Namun, Jatayu dikalahkan
oleh Prabu Rahwana dan terluka parah.
Sementara itu, Sri Rama
berhasil memanah kijang jelmaan Marica. Kijang itu langsung berubah menjadi
raksasa, dan pertarungan sengit pun terjadi. Namun, Sri Rama berhasil
mengalahkan Marica. Lesmana yang menemukan Sri Rama segera kembali ke tempat
Dewi Shinta ditinggal.
Sesampainya di tempat,
Dewi Shinta sudah menghilang. Mereka bertemu Jatayu yang terluka parah dan
mencurigai bahwa Jatayu telah menculik Dewi Shinta.
"Jatayu, apakah kau
menculik Dewi Shinta?" tanya Sri Rama dengan penuh emosi.
"Tidak, aku mencoba
menyelamatkannya dari Prabu Rahwana," jawab Jatayu dengan susah payah.
Sri Rama mengetahui
bahwa penculik Dewi Shinta adalah Prabu Rahwana. Setelah menceritakan peristiwa
tadi, Jatayu meninggal.
Di tengah jalan, Sri
Rama dan Lesmana bertemu seekor kera putih bernama Hanuman. Hanuman sedang
mencari para kesatria untuk mengalahkan Subali, kakak dari Sugriwa yang telah
merebut kekasih adiknya sendiri, Dewi Tara.
"Sri Rama, tolong
bantu kami mengalahkan Subali," pinta Hanuman dengan penuh harap.
Sri Rama bersedia
membantu, dan usaha itu berhasil. Dewi Tara kembali menjadi istri Sugriwa.
Sebagai tanda terima kasih, Sugriwa ingin membantu Sri Rama dalam pencarian
Dewi Shinta. Hanuman diutus untuk mencari tahu keberadaan Dewi Shinta di
Kerajaan Alengka.
Di Kerajaan Alengka,
Dewi Shinta disembunyikan di Taman Argasoka. Taman itu indah dan dipenuhi
bunga-bunga beraneka warna. Dewi Shinta ditemani oleh Trijata, kemenakan Prabu
Rahwana. Trijata selalu membujuk Dewi Shinta untuk menjadi istri Prabu Rahwana,
tetapi Dewi Shinta tetap menolak.
"Prabu Rahwana akan
marah jika kau terus menolak," kata Trijata dengan cemas.
"Aku tidak peduli.
Aku hanya setia kepada Sri Rama," jawab Dewi Shinta dengan tegas.
Prabu Rahwana mulai
habis kesabarannya dan ingin membunuh Dewi Shinta. Namun, Trijata berhasil
mencegahnya.
"Siapa kau? Apa
yang kau lakukan di sini?" tanya Prabu Rahwana dengan marah.
"Aku adalah
Hanuman, utusan Sri Rama," jawab Hanuman dengan tegas.
Prabu Rahwana ingin
membunuh Hanuman, tetapi dicegah oleh Kumbakarna, adik Prabu Rahwana.
Kumbakarna diusir dari kerajaan Alengka, namun Hanuman tetap dijatuhi hukuman
dibakar hidup-hidup. Dengan kecerdikannya, Hanuman membakar kerajaan Alengka
dan berhasil meloloskan diri.
Setelah mendengar
laporan Hanuman, Sri Rama bertekad menyerang kerajaan Alengka dengan pasukan
kera putih yang dipimpin oleh Hanuman. Pertempuran besar pun terjadi. Indrajid
gugur di medan perang, dan pasukan Sri Rama berhasil menyerbu Kerajaan Alengka.
Kumbakarna diminta menjadi senopati perang, tetapi ia gugur demi membela bangsa
dan negara Alengkadiraja.
Pada akhirnya, Prabu
Rahwana menghadapi Sri Rama sendiri. Ia berhasil dikalahkan oleh seluruh
pasukan pimpinan Sri Rama dan gugur terkena panah pusaka milik Sri Rama serta
dihimpit gunung Sumawana yang dibawa oleh Hanuman.
Setelah pertempuran
dahsyat itu selesai, Sri Rama bergegas memasuki istana dan mencari Dewi Shinta.
Hanuman mengantarkan Sri Rama ke Taman Argasoka untuk menemui Dewi Shinta.
Ketika mereka bertemu, Sri Rama awalnya menolak Dewi Shinta karena
menganggapnya ternoda oleh Prabu Rahwana. Namun, Dewi Shinta membuktikan
kesuciannya dengan melakukan bakar diri. Berkat pertolongan Dewa Api, Dewi Shinta
selamat dari api.
Dengan demikian, Dewi
Shinta terbukti masih suci dan Sri Rama menerima kembali Dewi Shinta dengan
perasaan haru dan bahagia. Mereka pun kembali ke istana masing-masing.
Pesan Moral
Pesan moral dari cerita
ini adalah bahwa kesetiaan dan keberanian akan selalu dihargai, dan kebaikan
hati akan membawa kebahagiaan pada akhirnya. Jangan pernah menyerah dalam
menghadapi cobaan, karena kebenaran akan selalu menang.
Karakter dalam Cerita
1.
Dewi Shinta
2.
Prabu Janaka
3.
Raden Rama Wijaya
4.
Prabu Rahwana
5.
Lesmana
6.
Marica (kijang kencana)
7.
Jatayu
8.
Hanuman
9.
Trijata
- SEKIAN
Komentar
Posting Komentar
Lets comment ...