Pada zaman dahulu, hiduplah
seorang Raja dan Ratu di sebuah istana megah. Mereka memiliki seorang puteri
yang sangat cantik dan bersih, yang diberi nama Puteri Aurora. Kelahiran Puteri
Aurora membawa kebahagiaan yang luar biasa bagi seluruh kerajaan. Untuk
merayakan kelahiran puteri mereka, Raja dan Ratu mengundang tujuh peri baik
hati untuk memberkati sang puteri dengan doa-doa baik.
Peri pertama berkata, “Di masa
depan kamu akan menjadi Puteri paling cantik di dunia”. Peri kedua berdoa, “Di
masa depan kamu akan menjadi seorang Puteri yang selalu riang gembira”. Peri
ketiga mengatakan, “Di masa depan kamu akan selalu mendapatkan banyak kasih
sayang dari orang sekelilingmu”. Peri keempat berkata, “Di masa depan kamu akan
bisa menari dengan sangat anggun dan gemulai”. Peri kelima berkata, “Di masa
depan kamu akan menjadi penyanyi berbakat dengan suara yang sangat indah dan
merdu”. Peri keenam berkata, “Di masa depan kamu akan sangat hebat memainkan
alat musik”.
Namun ketika peri ketujuh
mendekati sang Puteri, tiba-tiba datanglah seorang Peri Tua yang jahat. Ia
sangat marah karena tidak diundang oleh Raja dan Ratu. Semua tamu undangan
terkejut atas kedatangan Peri Tua, mengira bahwa ia sudah lama meninggal atau
pergi dari kerajaan itu. Dengan kemarahan yang membara, Peri Tua mendekati
Puteri Aurora dan mengutuknya, “Wahai Puteri, kelak jarimu akan tertusuk oleh
jarum pintal dan kamu akan mati!”. Kemudian Peri Tua itu menghilang dalam awan
gelap, meninggalkan suasana yang penuh ketegangan dan kesedihan.
Di tengah kesedihan itu, Peri
ketujuh mendekati Puteri Aurora dan memberikan doa yang menenangkan, “Maafkan
aku, Puteri yang manis. Aku memang tak bisa membatalkan kutukan Peri Tua,
tetapi aku dapat memberikan berkat agar engkau tak mati jika terkena jarum
pintal. Engkau hanya akan tertidur pulas selama seratus tahun hingga seorang
Pangeran tampan dan gagah berani datang untuk membangunkanmu”.
Mendengar doa Peri ketujuh, Raja
dan Ratu merasa sedikit lega. Mereka segera membuat peraturan baru bahwa di
seluruh wilayah kerajaan tidak boleh ada alat pintal satu pun. Para pengawal
dan pasukan kerajaan segera menyita dan menghancurkan semua alat pintal demi
keselamatan Puteri Aurora.
Waktu terus berjalan, dan Puteri
Aurora tumbuh menjadi seorang gadis cantik yang anggun. Pada usianya yang
ke-18, kutukan Peri Tua masih menghantui pikiran Raja dan Ratu. Namun, mereka
memutuskan untuk pergi bepergian sepanjang hari. Puteri Aurora merasa kesepian
dan berjalan-jalan mengelilingi istana. Ketika ia sampai di sebuah balkon, ia
melihat seorang wanita tua yang sedang memintal benang menggunakan alat pintal.
Karena belum pernah melihat alat pintal, Puteri Aurora sangat tertarik dan
ingin mencobanya.
Ketika Puteri Aurora mencoba alat
pintal itu, wanita tua yang sebenarnya adalah jelmaan Peri Tua yang jahat,
dengan sengaja menusukkan jarum pintal ke tangan Puteri Aurora. "Auhh,
tanganku tertusuk," kata Puteri Aurora dengan kesakitan. Lalu, Puteri
Aurora jatuh tak sadarkan diri dan tertidur karena terkena kutukan.
"Hahaha... Sekarang tertidurlah dan pergilah dari dunia ini
secepatnya!" kata Peri Tua dengan senang, lalu menghilang dalam kegelapan.
Di hari yang sama, Raja dan Ratu
kembali ke istana dan menemukan Puteri Aurora yang hilang. Saat seorang
pengawal menemukannya, Raja teringat bahwa kutukan Peri Tua yang jahat telah
menjadi kenyataan. Puteri Aurora dibawa ke tempat tidurnya, dan Raja segera
mengirim kabar mengenai peristiwa itu kepada Peri ketujuh.
Peri ketujuh segera bergegas ke
istana dan menidurkan semua orang di kerajaan agar saat kutukan Puteri Aurora
berakhir, mereka semua akan bangun bersama-sama. Dalam waktu singkat, semak
belukar berduri dan pepohonan tinggi tumbuh di seluruh wilayah kerajaan,
menutupi istana hingga hanya puncaknya yang terlihat sedikit. Tak ada seorang
pun yang bisa menerobosnya hingga kutukan berakhir seratus tahun kemudian.
Istana tersebut menjadi sebuah legenda setempat yang menyimpan kisah tentang
seorang puteri cantik yang tertidur karena kutukan.
Seratus tahun pun berlalu,
seorang Pangeran tampan yang sedang berburu melewati wilayah kerajaan tersebut.
Ia melihat pucuk-pucuk istana di antara semak belukar dan merasa penasaran.
Sebelumnya, ia sudah mendengar banyak cerita tentang istana tersebut, seperti
istana berhantu dan tempat para penyihir.
Karena penasaran, sang Pangeran
mencari seorang kakek bijaksana yang mengetahui pasti tentang kerajaan penuh
misteri itu. Kakek tersebut menceritakan bahwa menurut leluhurnya, ada seorang
Puteri paling cantik di dunia yang tertidur di dalam istana semak belukar itu
karena kutukan dari Peri Tua jahat. Sang Puteri akan terus tertidur hingga
seorang Pangeran tampan dan gagah berani datang untuk membangunkannya.
Mendengar cerita kakek bijaksana,
Pangeran yang pemberani itu bergegas menuju kerajaan misterius. Ia berniat
menyelamatkan sang Puteri. Ketika tiba di depan istana, sang Pangeran mengambil
pedangnya dan berjuang menembus semak belukar berduri dan pepohonan tinggi agar
dapat masuk ke dalam wilayah kerajaan yang misterius.
Setelah berhasil menembus semak
belukar, Pangeran sangat terkejut melihat banyak orang dan hewan peliharaan
yang terbaring tertidur di mana-mana. Mereka tampak tertidur sangat nyenyak.
Pangeran memasuki ruang istana dan melihat seluruh pengawal kerajaan tertidur
pulas.
Melihat semua orang tertidur,
Pangeran berjalan menjelajahi istana hingga menemukan kamar tempat Puteri
Aurora tertidur. Betapa terkejutnya Pangeran melihat kecantikan Puteri Aurora.
Ia berlutut dan mencium tangan Puteri Aurora. Saat itulah kutukan Peri Tua
berakhir. Puteri Aurora membuka matanya dan merasa senang melihat kehadiran
Pangeran tampan yang telah lama dinantikannya.
Pada saat yang bersamaan, Raja
dan Ratu serta semua pengawal istana dan pejabat kerajaan terbangun. Semak
belukar berduri dan pepohonan tinggi menghilang. Semua orang terbangun dan
melihat keadaan Puteri Aurora yang sudah bangun. Raja dan Ratu pun menyambut
kedatangan Pangeran dari kerajaan tetangga dengan gembira.
Namun, Peri Tua yang jahat datang
ke istana dan menantang Pangeran. Pangeran dengan gagah berani mengayunkan
pedangnya dan mematahkan tongkat sakti milik Peri Tua. Peri Tua terkena
sihirnya sendiri dan mati terbakar.
Atas keberanian dan kegagahan
Pangeran, Puteri Aurora dan Pangeran tampan menikah keesokan harinya. Mereka
hidup bahagia selamanya, membawa kedamaian dan kebahagiaan bagi kerajaan
mereka.
Pesan moral dari cerita ini
adalah untuk selalu menjaga kebaikan hati dan menghormati orang lain. Kebaikan
dan keberanian akan selalu mengalahkan kejahatan, dan cinta sejati akan selalu
menang.
Karakter cerita:
·
Raja
·
Ratu
·
Puteri
Aurora
·
Peri
pertama
·
Peri
kedua
·
Peri
ketiga
·
Peri
keempat
·
Peri
kelima
·
Peri
keenam
·
Peri
ketujuh
·
Peri Tua
yang jahat
·
Pangeran
tampan
·
Kakek
bijaksana
- SEKIAN
Komentar
Posting Komentar
Lets comment ...