Pada suatu hari yang cerah di sebuah hutan yang rimbun dan penuh dengan
kehidupan, hiduplah seekor rubah bernama Ruru. Ruru dikenal sebagai rubah yang
cerdik dan penuh rasa ingin tahu. Hutan tempat Ruru tinggal selalu dipenuhi
dengan suara kicauan burung, gemericik air sungai, dan bayangan pepohonan yang
sejuk. Semua hewan di hutan itu, dari Kelinci hingga Rusa, hidup damai satu
sama lain.
Pagi itu, sinar matahari yang hangat menyelinap di antara dedaunan,
menciptakan bayangan indah di tanah. Angin sepoi-sepoi berhembus, menggerakkan
ranting-ranting pohon dan membuat dedaunan bergoyang lembut. Suara burung
berkicau merdu, menambah keindahan pagi di hutan. Di hutan itu, ada juga suara
gemerisik daun yang jatuh ke tanah. Terkadang, terdengar suara binatang kecil
seperti serangga yang merayap di bawah daun-daunan. Ketika Ruru berjalan, dia
merasakan kelembutan rumput di bawah kakinya dan aroma segar dari bunga-bunga
liar yang bermekaran.
Ruru, dengan bulunya yang berkilauan di bawah sinar matahari,
berjalan-jalan di hutan untuk mencari makanan. Saat sedang berjalan, mata Ruru
tertuju pada setangkai anggur yang tergantung tinggi di atas pohon. Anggur itu
terlihat sangat segar dan menggoda, berkilauan di bawah sinar matahari.
"Betapa lezatnya anggur itu! Aku harus mendapatkannya," pikir
Ruru.
Ruru mulai melompat-lompat mencoba meraih anggur yang tergantung tinggi
itu. Namun, meskipun sudah berusaha dengan sekuat tenaga, Ruru tetap tidak bisa
menjangkau anggur tersebut. "Mungkin aku tidak secerdik yang kukira,"
gumam Ruru dengan nada putus asa.
Ruru kemudian bertemu dengan Kelinci yang sedang bermain di dekat
sungai. "Kelinci, aku melihat anggur yang sangat lezat, tapi aku tidak
bisa meraihnya. Aku merasa tidak berguna."
Kelinci mencoba membantu dengan memberi saran agar Ruru menggunakan
tongkat untuk meraih anggur itu. "Ruru, mengapa kamu tidak mencoba
menggunakan tongkat untuk meraih anggur itu?" kata Kelinci.
"Tongkat? Itu ide yang bagus, Kelinci! Terima kasih!" jawab
Ruru dengan semangat.
Ruru mencoba saran Kelinci, tetapi tongkat yang dia gunakan terlalu
pendek. Anggur itu tetap tidak terjangkau. Ruru pun merasa semakin frustrasi.
Ruru kemudian menemui Rusa yang bijaksana untuk meminta nasehat.
"Rusa, aku ingin sekali memakan anggur yang tinggi itu, tetapi aku tidak
bisa meraihnya. Apa yang harus aku lakukan?" tanya Ruru dengan nada putus
asa.
Rusa dengan bijaksana berkata, "Terkadang, kita tidak bisa
mendapatkan apa yang kita inginkan. Namun, itu bukan berarti kita harus
menyerah. Cobalah pikirkan cara lain atau mungkin cobalah hargai apa yang sudah
kamu miliki."
Setelah berbicara dengan Rusa, Ruru menyadari bahwa mungkin dia telah
menghabiskan terlalu banyak waktu dan energi untuk sesuatu yang tidak bisa dia
dapatkan. Anggur itu memang terlihat sangat menggoda, tetapi mungkin ada
makanan lain yang lebih mudah dijangkau dan sama lezatnya.
Ruru pun pergi ke pinggir sungai dan menemukan buah beri yang manis dan
segar. Dia pun menikmati buah beri tersebut dengan penuh rasa syukur.
Ruru duduk di bawah pohon besar, merenungkan pembicaraannya dengan Rusa.
Angin sepoi-sepoi yang menghembuskan dedaunan di sekitar hutan seolah-olah
memberikan ketenangan di hatinya. "Mungkin aku terlalu keras pada diriku
sendiri," pikirnya.
Keesokan harinya, Ruru berjalan lagi di hutan dengan pikiran yang lebih
tenang. Dia bertemu Burung Hantu yang bijaksana sedang beristirahat di cabang
pohon. Burung Hantu melihat wajah Ruru yang agak muram dan bertanya, "Ada
apa, Ruru? Apa yang membuatmu murung?"
"Aku menemukan anggur yang sangat lezat, tetapi aku tidak bisa
meraihnya. Aku merasa putus asa," jawab Ruru.
Burung Hantu dengan bijaksana menjawab, "Kamu harus selalu berusaha
keras dan tidak menyerah, Ruru. Terkadang, apa yang kita inginkan tidak selalu
bisa kita dapatkan, tapi itu tidak berarti kita harus menyerah pada hal-hal
lain yang bisa membuat kita bahagia."
Setelah mendengar kata-kata bijak dari Burung Hantu, Ruru merasa lebih
baik. Dia memutuskan untuk mencari makanan lain di hutan. Dia berjalan lebih
jauh ke dalam hutan dan menemukan kebun buah yang penuh dengan berbagai macam
buah-buahan. Ruru sangat senang melihat banyaknya buah yang bisa dia makan.
"Wow, ada begitu banyak buah di sini! Aku sangat beruntung,"
kata Ruru dengan gembira.
Ruru memetik beberapa buah dan menikmatinya. Dia menyadari bahwa
meskipun dia tidak mendapatkan anggur yang dia inginkan, dia masih bisa
menemukan kebahagiaan dalam hal-hal lain yang dia temukan di sepanjang jalan.
"Aku belajar bahwa meskipun kita tidak selalu mendapatkan apa yang
kita inginkan, kita harus tetap bersyukur dan menghargai apa yang kita
miliki," pikir Ruru.
Suatu hari, Ruru kembali ke tempat anggur itu tergantung. Dia melihat
anggur itu masih ada di sana, tapi kali ini dia tidak lagi merasa putus asa.
Dia tersenyum dan berkata kepada dirinya sendiri, "Mungkin anggur itu
memang bukan untukku, dan aku sudah menemukan banyak hal baik lainnya."
Ruru pun berjalan dengan hati yang tenang dan penuh rasa syukur. Dia
belajar bahwa dalam hidup, tidak selalu tentang mendapatkan apa yang kita
inginkan, tetapi juga tentang menghargai dan menikmati apa yang kita miliki.
Terkadang, kita tidak selalu bisa mendapatkan apa yang kita inginkan.
Namun, kita harus bisa menghargai apa yang sudah kita miliki dan mencari
kebahagiaan dari hal-hal sederhana.
Karakter
1.
Ruru, si Rubah
2.
Kelinci, teman Ruru yang ramah
3.
Rusa, hewan yang bijaksana
4.
Burung Hantu, penasehat hutan
Komentar
Posting Komentar
Lets comment ...