Pada suatu hari, di
sebuah rumah perkampungan di desa Lawas, tinggallah seorang gadis manis bernama
Monalisa. Monalisa adalah gadis yang baik hati, cerdas, namun sedikit pemalu.
Ia selalu ramah dan senang membantu orang lain.
Suatu hari saat libur
sekolah, teman-teman Monalisa datang ke rumahnya untuk bermain lompat tali.
Monalisa menyambut mereka dengan senyuman manis yang membuat suasana ceria.
Mereka bermain lompat tali dengan riang gembira di halaman rumah Monalisa yang
luas dan teduh.
"Ayo, kita main
lompat tali sampai kita lelah," kata salah satu teman Monalisa dengan
semangat.
Setelah bermain, mereka
beristirahat di teras rumah Monalisa. Teman-temannya bercerita tentang
keinginan mereka untuk menjadi model yang terkenal. Mereka juga berbicara
tentang pentingnya memiliki rambut yang sehat dan indah.
"Kalau mau jadi
model, rambut harus sehat dan mempesona. Ada salon ekonomis di kota Nyalon yang
bisa membuat rambut kita cantik," kata teman Monalisa sambil bercerita.
Monalisa mendengarkan
dengan penuh perhatian dan tertarik dengan cerita mereka. Setelah
teman-temannya pulang, Monalisa mulai berambisi untuk pergi ke salon ekonomis
di kota Nyalon.
Keesokan harinya,
Monalisa pamit kepada orang tuanya untuk pergi ke salon ekonomis di kota
Nyalon.
"Ayah, Ibu,
Monalisa mau pergi ke salon ekonomis di kota Nyalon. Tolong izinkan Monalisa
pergi," pinta Monalisa dengan sopan.
"Baiklah, tapi
hati-hati di jalan ya," jawab Ayahnya.
Monalisa naik bus menuju
kota Nyalon. Ia duduk di tengah, di sebelah kanan. Di dalam bus, seorang pria
tak dikenal duduk di dekatnya dan terus memandanginya dengan mata tajam.
Monalisa merasa sedikit takut, tapi ia tetap berusaha tenang.
Saat turun dari bus,
Monalisa langsung pergi mencari salon ekonomis itu. Setelah berjalan beberapa
waktu, akhirnya ia menemukan salon tersebut di pinggir jalan. Tanpa ragu, ia
masuk ke dalam salon dan berharap agar rambutnya menjadi indah dan mempesona.
Di dalam salon, Monalisa
disambut dengan ramah oleh para pegawai salon.
"Selamat datang,
ada yang bisa kami bantu?" tanya pegawai salon.
"Saya ingin rambut
saya dipotong dan dirawat agar menjadi lebih indah," jawab Monalisa dengan
semangat.
Setelah beberapa waktu,
rambut Monalisa selesai dirawat. Ia melihat dirinya di cermin dan merasa sangat
puas dengan hasilnya. Rambutnya kini terlihat lebih sehat dan mempesona.
Monalisa merasa seperti melayang di angkasa, begitu bahagia.
"Terima kasih
banyak! Rambutku sekarang sangat indah," kata Monalisa dengan senyum
lebar.
Setelah keluar dari
salon, Monalisa naik bus untuk pulang ke desanya. Namun, pria tak dikenal yang
tadi memandanginya di bus kembali muncul dan menatapnya dengan mata tajam.
Monalisa merasa tidak nyaman dan khawatir bahwa pria itu mungkin berniat
mencuri uangnya.
"Sebaiknya aku
berhati-hati," pikir Monalisa.
Sebelum naik ke bus,
Monalisa mengambil keputusan cerdas. Ia menaruh kepiting di dalam tasnya
sebagai langkah pencegahan. Ketika pria itu mendekatinya dan mencoba meraih
tasnya, tiba-tiba pria itu berteriak, "Aaaaaa...!!!" sambil memegangi
tangannya yang dicapit oleh kepiting jagoan Monalisa.
"Rasakan capitan
kepiting itu," kata Monalisa dengan tegas.
Pria itu ketakutan dan
segera pergi menjauh, meninggalkan Monalisa yang merasa lega dan aman.
Pesan Moral
Pesan moral dari cerita
ini adalah pentingnya keberanian dan kecerdikan dalam menghadapi situasi yang
menakutkan. Monalisa tidak hanya mengandalkan keberuntungan, tetapi juga
berpikir cerdas dan bertindak cepat untuk melindungi dirinya sendiri.
Karakter dalam Cerita
1.
Monalisa
2.
Ayah Monalisa
3.
Ibu Monalisa
4.
Teman-teman Monalisa
5.
Pria tak dikenal
6.
Pegawai salon
Komentar
Posting Komentar
Lets comment ...