Di sebuah desa kecil yang penuh
kedamaian, hiduplah seorang ibu bernama Ny. Sarah dan anak laki-lakinya yang
ceria bernama Jack. Kehidupan mereka sangat sederhana. Mereka hanya memiliki
seekor sapi tua yang susunya semakin hari semakin sedikit. Walaupun begitu,
mereka selalu bersyukur atas apa yang mereka miliki.
Suatu pagi, Ny. Sarah
memutuskan bahwa sudah saatnya untuk menjual sapi tua mereka. "Jack, kita
harus menjual sapi ini di pasar. Dengan uangnya, kita bisa membeli benih gandum
dan menanamnya di kebun belakang rumah," kata Ny. Sarah dengan penuh
harap.
Keesokan harinya, Jack
berangkat ke pasar dengan sapi tua mereka. Matahari bersinar cerah,
burung-burung berkicau riang, dan angin sepoi-sepoi menyapa perjalanan Jack.
Saat melewati hutan, Jack bertemu seorang kakek tua yang terlihat ramah dan
bijaksana.
"Nak, mau ke mana sapi itu
dibawa?" tanya kakek dengan senyum lembut. "Mau aku jual di pasar,
Kek," jawab Jack dengan sopan. Mendengar jawaban Jack, kakek itu
mengeluarkan sebutir kacang dari sakunya dan menawarkan sesuatu yang ajaib.
"Nak, maukah kamu menukar sapimu dengan sebutir kacang ajaib ini?"
tanya kakek. Jack terkejut dan ragu-ragu, tetapi kakek meyakinkan bahwa kacang
itu benar-benar ajaib dan bisa tumbuh sampai ke langit dalam semalam.
"Baiklah, Kek, aku setuju," kata Jack akhirnya.
Jack pulang dengan penuh
semangat dan menceritakan perjalanannya kepada ibunya. "Ibu, aku menukar
sapi kita dengan kacang ajaib!" kata Jack dengan mata berbinar-binar.
Namun, Ny. Sarah sangat marah dan kecewa. "Bagaimana bisa kamu menukar
sapi itu dengan sebutir biji kacang kecil ini, Jack?! Lalu bagaimana kita bisa
hidup hanya dengan sebutir kacang ini?!" kata Ny. Sarah dengan kesal.
Karena marah, Ny. Sarah melempar kacang itu keluar jendela.
Malam tiba, dan Jack tidur
dengan perasaan campur aduk. Ketika fajar menyingsing, Jack terbangun oleh
cahaya matahari yang hangat. Betapa terkejutnya ia ketika melihat ada pohon
kacang raksasa yang menjulang tinggi di luar jendela. "Wah, ternyata benar
apa yang dikatakan oleh kakek itu," pikir Jack dengan gembira.
Tanpa berpikir panjang, Jack
mulai memanjat pohon raksasa itu. Ia terus memanjat, melewati dedaunan yang
besar dan kuat. Ketika dia merasa lelah dan hampir menyerah, Jack melihat ke
bawah dan terkejut melihat rumahnya yang kecil seperti mainan. Jack terus
memanjat hingga akhirnya ia sampai di atas awan, di mana ia melihat sebuah
istana besar yang megah dengan menara-menara tinggi yang menggapai langit biru.
Jack yang kelaparan mengetuk
pintu istana dengan keras. "Jeglek...", suara pintu itu terbuka
dengan berat, dan Jack melihat kaki besar seorang raksasa wanita yang ramah.
"Ada apa, Nak?" tanya raksasa wanita dengan suara lembut.
"Selamat pagi, saya haus dan lapar. Bolehkah saya meminta sedikit makanan
dari istana ini?" tanya Jack dengan sopan. Raksasa wanita tersenyum dan
mengangguk. "Kau manusia yang sopan sekali. Masuklah dan makanlah di
dalam," kata raksasa wanita sambil membukakan pintu lebih lebar.
Saat Jack sedang makan di ruang
makan yang luas dan indah, tiba-tiba terdengar langkah kaki yang keras menggema
di seluruh istana. Raksasa wanita terlihat panik dan segera menyuruh Jack
bersembunyi di dalam tungku besar. "Itu suamiku, cepat bersembunyilah,
Nak! Dia hobi memakan daging manusia," bisik raksasa wanita dengan cemas.
Jack segera berlari dan
bersembunyi di dalam tungku yang gelap dan sempit. "Huaaamm… Aku pulang,
cepat siapkan makananku!" teriak raksasa pemakan manusia dengan suara
menggelegar. Di dalam tungku, Jack menahan napas dan tak bergerak. "Ada bau
manusia di sini! Di mana kau?!" teriak raksasa pemakan manusia sambil
mencari sekelilingnya.
Raksasa wanita cepat-cepat
berkata, "Tidak ada apa-apa, ini bau manusia yang kita bakar kemarin.
Sudahlah, makanannya sudah aku siapkan." Raksasa pemakan manusia tampak curiga,
tetapi akhirnya ia duduk dan mulai makan.
Setelah raksasa pemakan manusia
selesai makan, ia menaruh pundi-pundi yang berisi uang emas di atas meja.
Raksasa itu merasa sangat capek setelah menghitung jumlah emasnya, lalu ia
tertidur karena kelelahan. Melihat hal itu, Jack segera keluar dari
persembunyiannya dan dengan hati-hati mengambil pundi-pundi emas itu. Dengan
langkah perlahan, Jack mengendap-endap menuju pintu istana dan menuruni pohon
kacang ajaib.
Sesampainya di rumah, Jack
berlari masuk dengan penuh semangat. "Ibu, Ibu! Lihatlah! Ini adalah uang
emas besar! Mulai sekarang kita jadi orang kaya, Bu!" kata Jack dengan
gembira. Ny. Sarah terkejut melihat pundi-pundi emas itu. "Emasnya banyak
sekali, tak mungkin kamu mendapatkan emas sebesar ini secara tiba-tiba, Nak.
Apa yang sudah kamu lakukan?" tanya Ny. Sarah dengan penuh kekhawatiran.
Jack menceritakan semua kejadian yang dialaminya di istana raksasa. "Kamu
terlalu berani, Jack! Bagaimana jika raksasa pemakan manusia itu datang untuk
mengambil emas ini?" kata Ny. Sarah dengan cemas.
Hari-hari berikutnya, Jack dan
ibunya hidup dengan nyaman menggunakan uang emas itu. Mereka memperbaiki rumah,
membeli pakaian baru, dan tidak lagi khawatir akan kekurangan makanan. Namun,
uangnya habis lebih cepat dari yang mereka duga. Jack memutuskan untuk kembali
ke istana.
Kali ini, Jack bertemu lagi
dengan raksasa wanita yang ramah. "Eh, kamu datang lagi. Ada apa,
Nak?" tanya raksasa wanita dengan senyum. "Selamat siang, Bu. Saya
belum makan dari pagi, perut saya sangat lapar," jawab Jack dengan
memegang perutnya yang keroncongan. Raksasa wanita itu mengangguk dan memberi
makan siang kepada Jack. Tiba-tiba, terdengar suara langkah kaki yang keras.
Jack cepat-cepat bersembunyi di dalam tungku, sama seperti sebelumnya.
Kejadian yang sama terulang.
Setelah raksasa pemakan manusia selesai makan, ia meminta ayam ajaibnya untuk
mengeluarkan telur emas. "Wahai ayam ajaib, keluarkan telur emasmu!"
kata raksasa. Ayam ajaib itu berkokok, "Kukuruyuk," dan mengeluarkan
telur emas yang berkilauan. Raksasa tampak senang dan meminum sake hingga
tertidur pulas.
"Wah hebat! Ada ayam
petelur emas?!" pikir Jack dengan penuh keingintahuan. Dengan hati-hati,
Jack menangkap ayam ajaib itu dan segera pulang ke rumah. Sesampainya di rumah,
Jack menceritakan semuanya kepada ibunya. Mereka sangat senang karena ayam
ajaib itu sering mengeluarkan telur emas. Namun, karena Jack menjadi malas dan
terlalu sering mengambil telur, ayam itu pun mati.
Dengan persediaan uang yang
semakin berkurang, Jack memutuskan untuk kembali ke istana. Kali ini, raksasa
pemakan manusia membawa harpa ajaib yang bisa memainkan melodi indah.
"Wahai harpa, mainkanlah sebuah melodi yang indah untuk makan
siangku!" kata raksasa. Harpa ajaib itu memainkan melodi yang sangat
indah, membuat raksasa tertidur dengan pulas.
Saat raksasa tertidur, Jack
mencuri harpa ajaib itu. Namun, harpa berteriak, "Tuanku, ada
pencuri!" Raksasa terbangun dan mengejar Jack dengan marah. Jack segera
berlari menuju pohon kacang dan menuruni pohon itu dengan cepat. Ketika hampir
sampai di tanah, Jack berteriak, "Ibu! Cepat ambilkan kapak di
gudang!"
Ny. Sarah sangat terkejut
melihat sosok raksasa yang besar mengejar Jack. Badan Ny. Sarah merinding
karena sangat ketakutan. Sesampainya Jack di bawah, ia segera menebang pohon
kacang ajaib itu dengan kapaknya. Pohon kacang ajaib rubuh dan raksasa jatuh ke
tanah dan mati.
Ny. Sarah sangat lega melihat
Jack selamat. "Jack, jangan kau ulangi melakukan hal yang menyeramkan itu.
Walaupun kita miskin, tetaplah bekerja dengan sungguh-sungguh. Dengan menerima
apa adanya dan mensyukuri nikmat Tuhan, kita pasti akan hidup bahagia,"
kata Ny. Sarah sambil menangis.
"Maafkan Jack, Ibu.
Sekarang Jack akan bekerja dengan sungguh-sungguh," jawab Jack sambil
memeluk
- SEKIAN
Komentar
Posting Komentar
Lets comment ...