Jack si Pemalas merasa risau. Keesokannya, ia
berusaha mencari pekerjaan. Ia bertemua seorang petani. Kemudian si petani
menawari Jack membawa karung beras ke gudang. Si petani memberikan upah Rp.25.000,-.
Jack merasa senang dan kembali ke rumah. Tetapi Jack tidak pernah bekerja
sebelumnya dan uangnya terjatuh di perjalanan di tepi sungai. Sesampainya Jack
di rumah, Sang ibu berkata ;
"Anak Pemalas! Seharusnya taruh uangmu di saku baju!".
"Aku akan melakukannya lain kali", Jawab Jack si Pemalas dengan perasaan
menyesal.
Jack si Pemalas kembali mencari
pekerjaan di keesokan paginya. Ia bertemu seorang pedagang roti panggang dan ia
diberi tugas untuk memanggang roti. Setelah bekerja seharian penuh, si pedagang
roti memberinya seekor kucing yang imut dan besar. Jack menolaknya karena ia
menginginkan uang, namun si pedagang roti tidak memberikannya. Lalu Jack
kembali pulang ke rumah. Dalam perjalanan, kucing imut dan besar itu mencakar
tangannya dan lari dari Jack.
“Anak tak
berguna! Seharusnya kamu ikat kucing itu dengan tali dan biarkan kucing itu
mengikutimu!”, ujar sang ibu.
“Maaf bu, aku
akan melakukannya lain kali”, balas Jack dengan penyesalan.
Tiba di hari sabtu yang cerah, Jack
kembali mencari pekerjaan barunya. Ia bertemu dengan seorang penjagal yang memiliki
banyak pelanggan.
Jack berkata, “Tuan,
dapatkah aku bekerja untukmu?”.
“Baik anak
muda, sekarang asahlah pisau itu dan kembalikan ke tempatnya kalau sudah tajam”,
jawab si penjagal daging domba.
Lalu Jack
mengasah pisau sepanjang hari. Sore telah tiba, si penjagal memberinya daging
domba segar sebagai imbalannya. Jack mengingat pesan sang ibu sebelumnya
tentang kucing. Kemudian Jack mengikat daging tersebut dan menyeretnya di tanah
hingga tiba di rumah. Sesampainya di rumah, sang ibu tidak berkata apa-apa dengan
tatapan mata yang lesu. Kemudian mereka beristirahat hingga keesokan harinya.
Minggu telah
tiba, sang ibu berpesan kepada Jack, “Bawalah kubis dan panggullah kubis itu di
pundakmu, Nak!”
Jack menjawab,”Baik
bu, aku akan melakukannya lain kali”. Tetapi Jack kembali duduk di bawah pohon
dan tidak melakukan apa-apa hingga keesokan harinya.
Pada hari senin, Jack bangun dari
tidurnya. Ia kembali mencari pekerjaan seadanya.
“Harus kemana lagi aku mencari
pekerjaan?”, tanya Jack dalam hatinya. Hingga ia tiba di sebuah peternakan
keledai dan sapi. Jack menghampiri si peternak.
“Tuan, apa yang bisa aku perbuat
untukmu?”, Tanya Jack.
“Mandikanlah hewan-hewan ternak di
kandang itu”, jawab si peternak dengan memberinya sikat.
Jack mengambil sikat itu dan memandikan hewan-hewan ternak dengan air yang mengalir. Hari telah sore, Jack kembali pada si peternak. Si peternak merasa senang dan memberinya seekor keledai yang ia mandikan paling terakhir. Lalu Jack mengingat pesan sang ibu di hari sebelumnya. Kedelai itu diangkat dan dibawa Jack di atas panggulnya. Hingga dalam perjalanan, keledai itu merasa aneh dan menendang-nendangkan kakinya ke udara sambil bersuara. Namun, Jack tetap membawanya dengan panggulnya. Dalam perjalanan menuju rumah, Jack melewati sebuah rumah yang sepi. Di dalam rumah itu ada seorang putri yang cantik dan manis namun tuli. Terdapat rumor kalau ayah dari sang putri tuli itu akan menjodohkan siapa saja yang dapat membuat putrinya tertawa, karena dokter mendiagnosa kalau putri itu akan mendapatkan indera pendengarannya jika tertawa alami. Sehingga ayah dari putri itu selalu sedih sepanjang hari.
Pada suatu sore hari, Sang putri tuli itu melihat ke luar melalui jendela rumah. Jack tetap membawa keledai yang sedang marah itu dipundaknya. Di saat bersamaan, sang putri terkejut melihat atraksi Jack si Pemalas mau bekerja dan membawa keledai yang sedang marah-marah di pundaknya. Lalu sang putri tertawa lepas melihat Jack dan keledainya. Kemudian ayah si putri tuli itu terkejut dan berlarian ke kamar putrinya. Di saat bersamaan, sang ayah putri tuli berkata,” Ada apa putriku?” sambil terheran dan terkejut bercampur menjadi satu. Dan putri itu menjawab perkataan ayahnya dengan spontan. Ketika sang ayah mendengar balasan dari putrinya, ia meneteskan air mata dan merasa senang karena indera pendengarannya kembali berfungsi. Sesuai dengan rumornya, ayah sang putri itu menghampiri Jack dan keledainya, sambil berkata,”Hai anak muda! Kau telah membuat putriku kembali bisa mendengar dengan keledaimu. Sesuai dengan janjiku, aku bersedia menerimamu di keluargaku sebagai menantuku”.
Ketika
Jack mendengar tawaran itu, ia menerima permintaan ayah sang putri dan bergegas
menuju rumahnya. Ia menceritakannya pada ibunya. Di malam harinya, Jack melamar
putri cantik yang sudah bisa mendengar itu. Ayah sang putri menerimanya dan akhirnya
Jack si Pemalas menantu orang kaya dan hidup bahagia.
SEKIAN ….